Khotbah / Renungan Injil Matius 24 : 37 – 44

MATIUS 24 : 37 – 44
Tema : Panggilan untuk berjaga-jaga

Syalom!
Bersyukur atas berkat Tuhan yang masih memberikan kepada kita kesempatan untuk datang beribadah kepadaNya di minggu ketiga penghayatan akan sengsara Tuhan Yesus Kristus bersama dengan seluruh umat Kristen di seluruh dunia.
Mengapa kita harus bersyukur atas kesempatan seperti ini? Itu berarti Tuhan masih memberikan kita waktu untuk terus memperbaiki diri dan berjaga-jaga hingga kedatanganNya kembali ke dunia ini.
Seperti tema mingguan yang akan menuntun kita dalam perenungan di minggu sengsara ketiga ini yaitu “Panggilan untuk berjaga-jaga”, kita diingatkan lagi bahwa kita hidup di dunia ini bukan hanya sekedar hidup untuk menikmati keindahan dunia ini, tetapi ada sesuatu yang lebih dari itu bagi hidup setiap orang yang mengaku dirinya sebagai pengikut Kristus.
Sebagai pengikut Kristus, kita harus mengingat kembali bahwa ketika Tuhan Yesus Kristus masih ada di tengah-tengah dunia ini sebagai manusia, Ia telah memberitahukan tentang apa yang akan terjadi kelak di masa depan yaitu mengenai Akhir Zaman ketika Ia datang kembali.
Matius pasal 24-25 adalah bagian Injil yang memuat tentang Khotbah Tuhan Yesus mengenai akhir zaman yang disampaikan dalam bentuk perumpamaan-perumpamaan untuk mempermudah orang memahami maksud yang Ia sampaikan.
Bagian yang kita baca ini adalah bagian yang cukup jelas dalam memperingatkan manusia agar berjaga-jaga menantikan kedatangan kembali Tuhan Yesus.
Tuhan Yesus mengambil contoh apa yang terjadi di zaman Nuh sebelum terjadinya air bah meliputi seluruh bumi, ketika umat manusia pada waktu itu terlalu menikmati kehidupan duniawinya dan telah melupakan Tuhan serta berbuat kejahatan sesuka hati mereka sehingga Tuhan melihat bahwa bumi telah rusak karena semua manusia menjalankan hidup yang rusak di bumi (Kej. 6:12).
Disaat mereka sibuk dengan hidup yang rusak dan tidak mengingat bahwa kehidupan mereka adalah milik Tuhan, Tuhan pun mendatangkan air bah meliputi bumi dan memusnahkan seluruh yang ada kecuali Nuh dan keluarganya serta segala sesuatu yang ada dalam bahtera itu.
Tanda-tanda telah Tuhan berikan pada waktu itu kepada mereka, tetapi mereka tidak peduli dengan semuanya itu sehingga mereka binasa, tetapi Nuh dan keluarganya yang mendapat kasih karunia Allah memperhatikan apa yang Tuhan perintahkan untuk mempersiapkan bahtera yang ditentukan Tuhan untuk menjadi alat penyelamatan bagi keluarga Nuh.
Tuhan Yesus berkata bahwa demikian pula yang akan terjadi kelak pada kedatangan Anak Manusia yaitu diriNya sendiri, tidak ada yang tahu waktu yang tepat, tetapi Ia telah memberitahukan mengenai tanda-tanda sebelum kedatanganNya kembali.
Dalam ayat 40-41, Tuhan Yesus memberi sebuah penjelasan bahwa ada yang akan diselamatkan tetapi ada yang akan ditinggalkan.
Mengapa hal ini terjadi? Mengapa Tuhan berkata bahwa yang seorang dibawa dan yang lain ditinggalkan?
Nah tentu ini pasti perihal apa yang telah kita lakukan selama hidup di dunia ini dan mengenai kasih karunia Tuhan dalam kehidupan kita.
Jika selama hidup ini kita berupaya hidup dengan baik dengan memperhatikan apa-apa saja kehendak Tuhan yang harus dipraktekan dalam kehidupan sehari-hari, atau jika semasa hidup kita melakukan dosa tetapi kemudian kita bertobat dengan sungguh-sungguh dan memulai hidup sebagai manusia baru, maka pasti kita akan dibawa dan diselamatkan olehNya.
Tentu berbeda keadaan dengan orang yang tidak peduli dengan kehidupan sesudah kematian di dunia ini.
Orang yang tidak percaya dan tidak peduli dengan kedatangan Tuhan, ia pasti akan hidup “semau gue”, “hatiku rajaku”, jadi apa saja yang ia pandang baik akan ia lakukan tanpa memperhatikan bahwa apakah yang ia pandang baik itu dipandang baik oleh Tuhan dan sesama ataukah tidak?
Dan kenyataannya orang yang mengaku Kristen, yang dalam KTP-nya tercatat Kristen, justru masih banyak yang hidup seperti itu. Hanya sekedar Kristen dan tidak memahami apa yang Tuhan kehendaki serta tidak memperhatikan apa yang telah Tuhan peringatkan.
Orang-orang yang hanya statusnya saja sebagai Kristen, terlihat dari cara hidup yang ia jalani setiap harinya, ada yang hidup tanpa pengharapan, ada pula yang hidup berjaga-jaga tapi mengandalkan hal-hal duniawi, seperti uang, jabatan, kuasa manusia atau kuasa makhluk gaib (opo-opo/dotu-dotu/tuyul/jin-jin/dsb) dan bukan mengandalkan Tuhan.
Nah orang-orang semacam itulah yang pasti tidak akan diselamatkan. Mereka pasti ada dalam golongan orang yang tidak dibawa ketika Anak Manusia datang kembali.
Tuhan Yesus memang tidak mengatakan dengan jelas kapan “waktu kedatanganNya” itu, Ia tidak mengatakan hari, tanggal, bulan, tahun, atau jam berapa. Tapi Ia mengatakan dengan jelas bahwa kita harus berjaga-jaga. Supaya kita didapati setia menanti kedatanganNya dengan mengisi hari-hari tersebut dengan berlaku benar dihadapanNya.
Nasihat untuk berjaga-jaga ini bukan hanya berlaku bagi murid-muridNya yang mendengar khotbah tentang Akhir Zaman yang Tuhan Yesus sampaikan dalam pasal 24-25, tetapi nasihat ini masih berlaku hingga sekarang dan terus akan berlaku hingga tiba saatnya kita pada Akhir Zaman.
Sebagai orang Kristen, nasihat ini sangat perlu diingat-ingatkan kepada kita karena tak jarang kita melihat praktik hidup disekitar kita atau bahkan yang kita sendiri lakukan,tidak mencerminkan sikap yang sedang berjaga-jaga akan kedatangan Tuhan.
Tak jarang kita melihat disekitar kita ada orang-orang yang terfokus mengejar kekayaan duniawi dan menomor duakan Tuhan Sang pemberi berkat tersebut, lupa memberi waktu untuk bersekutu kepada Tuhan, ia lupa bahwa dirinya dapat bekerja dan menikmati hasil jerih payahnya itu karena Tuhan masih memberikan kesehatan dan kekuatan dengan kerinduan supaya umatNya mengingat Dia sebagai pemberi berkat. Bagaimana jika karena kita tidak mengingat Tuhan dan tidak bersyukur kepada Tuhan, Tuhan memberi kekayaan tapi mengambil kesehatan dan kekuatan dalam diri kita? Maukah kita seperti itu? Ini bukan sebuah terror atau ancam-mengancam, tapi ajakan untuk mengingat bahwa hidup kita adalah milik Tuhan. Segala hal yang kita miliki adalah anugerah dari Tuhan.
Ada pula yang mengejar jabatan atau kekuasaan duniawi dengan menghalalkan segala cara dan melupakan kehendak Tuhan atau bahkan pura-pura tidak tahu cara apa yang Tuhan senangi. Di masa-masa pesta demokrasi yang sedikit lagi akan terlaksana, kita semua diigatkan untuk tetap menjalankan pesta demokrasi ini dengan memperhatikan cara-cara yang Tuhan kehendaki. Sebesar apapun keinginan kita untuk memperoleh kemenangan, sebesar itu pula seharusnya keinginan kita untuk melakukan cara-cara yang dapat menyenangkan hati Tuhan.
Ada sebuah kisah mengenai Alexander yang Agung. Ia adalah tokoh sejarah yang sangat terkenal namun Cerita kegemilangan Alexander The Great berakhir pada tahun 323 SM. Saat berada di Babilonia, Alexander terkena penyakit misterius yang menyebabkan demam hingga 11 hari lamanya. Akhirnya, pada 10 Juni 323 SM, Alexander The Great menghembuskan nafas terakhir di umur tak lebih dari 33 tahun atau 13 tahun setelah memangku tahta kerajaan Makedonia. Sedangkan penyebab kematiannya tidak jelas sampai sekarang. Kematiannya mewariskan wilayah kekuasaan yang sangat luas membentang dari asia, timur-tengah, dan afrika.
Ada kisah menarik sebelum Alexander The Great tutup usia. Sesaat sebelum meninggal, Alexander The Great memanggil para jenderalnya dan berpesan “Tidak lama lagi aku akan meninggalkan dunia ini. Laksanakan tiga permintaanku tanpa terkecuali”. Dengan tetes air mata, para jenderalnya bersumpah akan melaksanakan semua permintaan Raja Alexander.
“Keinginanku yang pertama”, kata Raja Alexander. “Hanya para dokter saja yang akan mengurus semua pemakamanku dan mengangkat peti matiku. Jangan berikan tugas ini pada orang lain. Yang kedua, jalan dari istana menuju pemakamanku nanti harus dilapisi emas, perak, dan batu mulia yang kuperoleh dari peperangan. Permintaanku yang terakhir, ketika menutup peti matiku, biarkanlah kedua tanganku menjulur keluar”.
Para jenderal yang ada disitu tertegun dan bingung mendengar permintaan Raja Alexander ini. Tidak ada yang berani bertanya apalagi menbantahnya. Hingga salah seorang jenderal kesayangan Raja Alexander memberanikan diri membuka suara. Ia terlebih dahulu mencium tangan Raja Alexander lalu berkata, “Paduka yang mulia, sungguh seluruh keinginan paduka akan kami laksakan. Jika berkenan, hamba ingin mengetahui maksud dari permintaan paduka”.
Sambil terbata-bata, Raja Alexander The Great menjawab, “Permintaanku yang pertama merupakan pembelajaran bagi dunia bahwa para dokter sesungguhnya tidak berdaya sama sekali terhadap maut. Karena itu jangan menyepelekan hidup”.
“Permintaanku yang kedua adalah untuk menyadarkan manusia bahwa tak secuilpun harta yang kau kumpulkan selama hidup di dunia dibawa ke akhirat. Biarlah rakyatku sadar, jangan hidup hanya mengejar-ngejar kekayaan”.
“Dan permintaanku yang terakhir adalah agar rakyatku menyaksikan bahwa aku datang ke dunia dengan tangan hampa dan dengan tangan hampa pulalah aku meninggalkan dunia ini”.
Itu sebuah pembelajaran yang diberikan oleh salah satu manusia yang pernah hidup di dunia ini.
Tapi Tuhan telah mengajarkan banyak hal supaya kita boleh diselamatkan. Badan kita mungkin dapat binasa, tetapi ada kehidupan kekal yang Tuhan janjikan jika kita mau percaya kepadaNya dan mau hidup sesuai dengan kehendakNya.
Kita tidak perlu memperdebatkan kapan waktu kiamat atau akhir zaman itu akan datang, tugas kita hanyalah mengisi waktu-waktu yang masih Tuhan berikan ini untuk berjaga-jaga sambil berbenah diri menjadi lebih baik.
Bukan hanya penampilan yang perlu kita perhatikan atau kita makeover, tetapi hati dan perbuatan kita pun layak untuk kita ubah jika masih ada yang didapati masih buruk dan jahat dihadapan Tuhan.
Berjaga-jaga bukan berarti tidak melakukan apa-apa, orang Kristen berjaga-jaga sambil mengisinya dengan karya, prestasi, dan kebaikan yang berguna bagi semua
Persiapkan diri kita masing-masing, dan juga keluarga kita hingga kedatanganNya kembali. Amin.

Comments

Baca juga

Mazmur 146 : 1-10 Hanya Allah satu-satunya penolong, Andalkan Allah dan bukan manusia

Bina Anak GMIM - Materi untuk GSM Pelajaran 11