Mazmur 146 : 1-10 Hanya Allah satu-satunya penolong, Andalkan Allah dan bukan manusia

Mazmur 146:1-10 (TB)
"Hanya Allah Satu-satunya Penolong"
1 Haleluya! Pujilah TUHAN, hai jiwaku!
2 Aku hendak memuliakan TUHAN selama aku hidup, dan bermazmur bagi Allahku selagi aku ada.
3 Janganlah percaya kepada para bangsawan, kepada anak manusia yang tidak dapat memberikan keselamatan.
4 Apabila nyawanya melayang, ia kembali ke tanah; pada hari itu juga lenyaplah maksud-maksudnya.
5 Berbahagialah orang yang mempunyai Allah Yakub sebagai penolong, yang harapannya pada TUHAN, Allahnya:
6 Dia yang menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya; yang tetap setia untuk selama-lamanya,
7 yang menegakkan keadilan untuk orang-orang yang diperas, yang memberi roti kepada orang-orang yang lapar. TUHAN membebaskan orang-orang yang terkurung,
8 TUHAN membuka mata orang-orang buta, TUHAN menegakkan orang yang tertunduk, TUHAN mengasihi orang-orang benar.
9 TUHAN menjaga orang-orang asing, anak yatim dan janda ditegakkan-Nya kembali, tetapi jalan orang fasik dibengkokkan-Nya.
10 TUHAN itu Raja untuk selama-lamanya, Allahmu, ya Sion, turun-temurun! Haleluya!

https://alkitab.app/v/e544bb783e46

Tema : Andalkan Allah dan bukan Manusia
Bacaan Alkitab sesuai MTPJ GMIM 17-23 Februari 2019

Syalom!
Bersyukur atas kehidupan yang masih Tuhan anugerahkan kepada kita semua.
Saudara2 yang dikasihi oleh Tuhan Yesus Kristus, setiap dari kita pasti pernah diperhadapkan dengan kondisi dimana kita membutuhkan pertolongan ketika permasalahan atau sesuatu terjadi dalam hidup kita.
Dan kita pasti akan mencari sumber pertolongan disekitar kita yang dapat membantu atau menolong kita yang sedang dalam kesulitan tersebut.
Dan disinilah kita dapat melihat perbedaan yang Nampak diantara setiap manusia di dunia ini yang sedang ada dalam permasalahan atau pergumulan hidup.
Dimana letak perbedaannya dan apa yang menjadi perbedaannya? Hal seperti ini bisa kita lihat dari kepada siapa ia percaya dengan sungguh sungguh yang dapat menolongnya.
Ketika ada dalam masalah hidup, tak jarang kita jumpai ada orang-orang yang mengandalkan dirinya sendiri atau pula kekuatan sesama manusianya yang memiliki power, jabatan atau kekuasaan di dunia ini.
Orang-orang seperti ini ketika masalah hidup menimpa mereka, hal pertama yang ada pada pikiran mereka yaitu “Sapa kang yang boleh mo bantu pa kita? Sapa kang penguasa yang boleh mo tolong pa kita?”
Selanjutnya ada pula yang langsung terpikir dan mencari bantuan dari roh-roh atau orang-orang yang menggunakan ilmu gaib. Doh kita ini saki-saki, kita ini rupa nda sukses-sukses, orang da beking sto, kita mo cari dukun sapa ini kang yang boleh mo tolong pa kita?
Dan yang terakhir adalah tipe orang yang ketika ada masalah dalam hidupnya, pertama-tama yang ia pikirkan dan ia cari adalah Tuhannya. Dan hal inilah yang membedakan mana yang benar-benar percaya kepada Tuhan dan mana yang tidak percaya serta mana yang hanya setengah-setengah percaya atau suam-suam kuku.
Orang yang benar-benar percaya, akan datang kepada Tuhan terlebih dahulu sebelum ia bertindak atau melakukan segala sesuatu. Put GOD first.
Karna ia tahu dengan betul kekuatan dan kemahakuasaan Tuhan Allah di dalam segala hal. Ia menyaksikan semua kebaikan dan berkat Allah, dia memahami bahwa segala yang terjadi ada dalam kendali Allah sepenuhnya.

Hal ini dapat kita lihat dalam bacaan ini, Mazmur 146 ini ditulis oleh pemazmur yang memiliki hubungan intim dengan Allah penciptanya.
Dia bermazmur kepada Tuhan bahkan terus mengajak dan memotivasi keutuhan dirinya untuk memuji dan memuliakan Allah selama hidupnya selagi ia ada di dunia ini.
Ia memahami bahwa hidupnya sebagai manusia adalah fana, kapan saja ia dapat mati, itu sebabnya dia memaknai tiap waktu yang ada sebagai sebuah kesempatan untuk memuji dan memuliakan Allah.
Ada sebuah ilustrasi yang mungkin sudah pernah dibaca/didengar yaitu tentang seorang kaya raya yang melihat seorang miskin lewat disekitarnya. Dia bersyukur dalam hatinya di berkata “Tuhan, Tuhan itu pambae skali, kita bersyukur karna kita hidop dengan segala sesuatu yang kita butuhkan bahkan yang kita inginkan ada, Tuhan da kase” sedangkan orang yang miskin yang lewat tadi ia berjalan di jalan dan melihat seorang gembel duduk di pinggir jalan. Dia bersyukur pula dalam hatinya dia berkata “Tuhan makase banya karna biar kita banya pergumulan hidop, biar kita ini miskin, lengkali nentau mo penuhi bagimana ini keperluan hidop mar setidaknya kita masih punya rumah deng keluarga yang boleh kita mo tinggali deng jadi kit ape tujuan pulang.” Sedangkan gembel tadi ketika duduk dipinggir jalan, ia melihat sebuah mobil ambulans yang bergerak cepat membawa pasien kritis ke Rumah Sakit. Ia pun bersyukur dalam hatinya dia bilang “Biar kita ini gembel mar syukur skali kita ini masih ada boleh sehat-sehat nda saki-saki parah.” Dan orang yang dibawa dengan ambulans tadi pun ketika selesai perawatan ia melihat perawat mendorong tempat tidur yang diatasnya terbaring kaku seorang manusia, ia pun berkata dalam hatinya dan memuji Tuhan katanya “Terima kasih Tuhan, biar kita kurang da rawat di RS ini mar setidaknya kita masih boleh hidop dan masih boleh lia kit ape keluarga & kerabat.” Jadi dia memuji Tuhan. Nah hanya orang mati yang tidak bisa memuji Tuhan karena mo bacerita bagimana leh dia so mati, so nda ada kesempatan for dia mo bersyukur pa Tuhan ato mo memuji Tuhan.
Ada pula juga kan lagu yang top sekarang ini “Hidup ini adalah kesempatan” bila saatnya nanti ku tak berdaya lagi hidup ini sudah jadi berkat. Jadi memaknai setiap kesempatan hidup yang ada sama seperti pemazmur yang dengan teguh menyatukan kesiapan untuk memuliakan Tuhan selama ia hidup.

Selanjutnya ia katakan jangan percaya kepada para bangsawan kepada anak-anak manusia yang tidak dapat memberikan keselamatan, karena manusia sendiri adalah sama-sama fana menurutnya yang ia paparkan dalam ayat 3&4
Karna nda tertutup bahwa ada orang-orang yang seringkali mengandalkan orang kaya, para penguasa yang diharapkan dapat memberikan pertolongan.
Oh tenang kwa, kita ada si “A” yang so pasti mo tolong pa torang dalam perkara ini.
Ngana pe masalah apa?, oh ini…….., oh tenang kwa tu dia itu punya power, nda usah tako-tako ngana karna orang berkuasa yang mo tolong pa torang ini jadi nda usah tako.
Menurut pemazmur kita tidak dapat mempercayai manusia melebihi rasa percaya kita kepada Allah sang pencipta. Karena sehebat dan seberkuasa apapun manusia, ia hanyalah ciptaan yang fana yang bisa saja lenyap atau bahkan berubah-ubah.
Da ba janji mo bantu mar karna orang so hasut dan so suap, langsung nda jadi kase pertolongan.
Ato bisa saja dia so ba janji mo bantu mar tiba-tiba dia mati, itu sebabnya pemazmur berbicara tentang kefanaan manusia.
Dan ia pun melanjutkan dengan ayat 5 dimana ia berkata berbahagialah orang yang mempunyai Allah Yakub sebagai penolong yang harapannya pada Tuhan.
Kita ingat kata nabi Yeremia dalam kitab Yeremia 17:7 berkata bahwa diberkatilah orang yang mengandalkan Tuhan, yang menaruh harapannya pada Tuhan
Jadi orang akan berbahagia memiliki Allah Yakub sebagai penolong karna ada berkat-berkat yang Ia siapkan bagi orang yang percaya dan menaruh harap padaNya.
Kenapa hal demikian dapat terjadi dan tidak akan mengecewakan? Karna Allah Yakub adalah Allah yang menciptakan segala hal yang ada di dunia ini, langit, bumi, laut dan segala isinya, dan Ia adalah Allah yang setia, Ia adil, Ia peduli dengan mereka yang miskin dan terkurung, Ia menyembuhkan dan memulihkan, baik secara fisik maupun secara mental atau pun social, dan Ia mengasihi orang-orang benar, juga orang-orang asing, anak yatim dan janda.
Tidak hanya itu, pemazmur juga mengingatkan bahwa sebaliknya jalan orang fasik justru akan dibengkokkan karna Allah tidak suka dengan dosa atau ketidak percayaan atau ketidaksetiaan dan ketidaktaatan kepada perintahNya.
Pemazmur dalam nyanyian ini, menurut pengalaman imannya mau mengajak dan mengingatkan umat untuk percaya dengan sungguh-sungguh kepada Allah sebagai satu-satunya penolong karna menurut pemazmur, ada kepastian utnuk menikmati berkat dan kebahagiaan saat kita percaya dan mengandalkan Tuhan Allah dalam setiap aspek kehidupan kita
Dalam pekerjaan, studi, cita-cita, hubungan, dsb. Memang Tuhan dapat menggunakan orang-orang disekitar kita untuk menjadi saluran berkat atau menjadi alat Tuhan untuk menolong kita.
Tapi kita harus ingat bahwa utamakan Tuhan dalam segala hal. Cari Tuhan dulu, andalkan Tuhan, maka pasti Ia akan membukakan jalan dan memperlihatkan solusi bagi setiap kita yang ada dalam masalah tapi menaruh harap kepadaNya.
Jadi jangan sampe tabubale neh! Cari manusia dulu baru setelah karna orang laeng nda bisa bantu, baru torang inga Tuhan kong berdoa supaya Tuhan tolong
Paling dapa bilang pe bagus ngana kang? Kita itu Raja di atas segala raja, Kita itu pencipta dunia ini, pemegang kendali semuanya, mar ngana nanti cari pa kita kablakang?
Nah ini jadi perenungan bagi torang samua saat ini, sudahkah torang menjadi orang-orang seperti pemazmur yang percaya dan mengandalkan Tuhan sebagai satu-satunya penolong yang tak pernah mengecewakan?
Sudahkah kita percaya bahwa Ia adalah Raja segala Raja, Allah pencipta yang selalu menepati janji yang Ia buat?
Dan sudahkah kita menjadi orang-orang yang tau mengucap syukur dan memuji keagungan kuasaNya?
Ataukah kita masih jauh dari prinsip dan praktik hidup seperti itu dan masih hidup sebagai Kristen KTP?
Hanya sebatas Kristen di kartu identitas atau Kristen Tanpa Pertobatan?
Mari kita renungi sama-sama dan gunakan waktu-waktu yang ada ini untuk terus memperbaiki diri kita masing-masing.
Amin.

Comments

  1. Saya mau nya ringkasan khotbah biar jelas tapi pendek kan enak gitu

    ReplyDelete

Post a Comment

Baca juga

Khotbah / Renungan Injil Matius 24 : 37 – 44

Bina Anak GMIM - Materi untuk GSM Pelajaran 11