Pietisme

Di wilayah Jerman, dari tahun 1618 hingga 1648, berlangsung perang antara penganut katolik dengan penganut reformasi protestan.

Perang ini nanti berhenti melalui perjanjian munster. Perang 30 tahun yang berlatar belakang agama ini justru menghancurkan semua nilai-nilai religious. Gereja tidak lagi mengumandangkan suara kenabiannya. Gereja bergantung  pada pemerintah atau diperalat oleh pemerintah untuk tujuannya sendiri.

Dari situasi ini, muncullah orang dan kelompok yang ingin mengubahnya. Usaha ini dimulai oleh Spenser dengan mendirikan Collegia Pietatis yang kemudian berkembang pesat.

Pietisme adalah aliran yang menekankan kesalehan dan penghayatan iman. Aliran ini merupakan reaksi terhadap perkembangan gereja-gereja Protestan sesudah reformasi.

Aliran ini dipengaruhi oleh beberapa aliran pemahaman, seperti:
a. Mistik.
Unsur kesalehan, menjauhkan diri dari dunia dan menjadi satu dengan Allah adalah unsur-unsur mistik yang sangat mempengaruhi pietisme.
b. Puritanisme.
Kelompok pietisme belajar mengenai ketidak terikatan terhadap konfesi. Tapi umumnya pietisme lebih menekankan pendekatan individual dalam rangka pembaharuan gereja dan masyarakat sedangkan puritanisme lebih menekankan pendekatan structural.
c. Reformasi.
Kelompok pietisme mengklaim diri sebagai penganut Luther yang setia. Mereka kemudian berusaha meluruskan hal-hal atau gagasan Luther yang salah diartikan dan salah digunakan.
d. Pencerahan.
Apa yang dikemukakan oleh pencerahan mengenai “antroposentrisme” dimana akal manusia menjadi pusat, juga diserap oleh pietisme. Namun pietisme secara kritis menekankan pada manusia yang percaya sebagai subjektifitas.

Comments

Baca juga

Mazmur 146 : 1-10 Hanya Allah satu-satunya penolong, Andalkan Allah dan bukan manusia

Khotbah / Renungan Injil Matius 24 : 37 – 44

Bina Anak GMIM - Materi untuk GSM Pelajaran 11