Bina Anak GMIM - Materi untuk GSM Pelajaran 9

PELAJARAN 9 2019
Bahan Alkitab : Injil Matius 6:5-13
Tema : Tuhan Yesus Mengajariku Berdoa
Standar Kompetensi : Anak memiliki pemahaman dasar tentang ajaran doa dan memiliki kemampuan dasar
untuk berdoa.
Judul Pembelajaran : Doa Bapa Kami.

Seperti Injil-injil lainnya, Injil Matius berbicara tentang hidup dan ajaran Yesus Kristus. Karena latarbelakang jemaat pembaca Injil Matius ini mayoritasnya adalah orang Kristen asal Yahudi, itu sebabnya banyak hal yang disentil oleh Matius seputar keyahudian, namun ia memberi penekanan yang sama untuk semua latar belakang anggota jemaatnya yang ada. Matius mengutip peristiwa-peristiwa Yesus Kristus dan dijadikan bahan untuk menyusun Injil ini. Tentu saja yang dikutipnya adalah ajaran-ajaran Yesus yang secara langsung atau tidak langsung dapat menjawab pergumulan iman jemaatnya saat itu.
Dengan membaca Injil ini kita bukan hanya dihentar pada dunia di zaman Tuhan Yesus, tetapi pula ke dalam dunia pada zaman penginjil. Dimana Matius merasa bahwa adalah penting untuk memperlengkapi jemaat yang membaca Injil yang ia susun dengan ajaran Yesus perihal hal berdoa. Pengikut Yesus yang ada di Antiokhia ataupun dimana saja harus memiliki perbedaan dalam hal berdoa dan tak boleh melakukan praktik-praktik seperti yang dilakukan oleh para orang-orang yang munafik.
Yang dimaksudkan dalam perikop ini merujuk pada orang-orang Yahudi yang biasanya berdoa di tengah orang banyak, baik ketika di Bait Allah maupun di sinagoga-sinagoga. Mereka memanjatkan doa sambil berdiri dengan tangan terbuka ke arah langit, berlutut, atau menelungkup di tanah. Yesus tidak sependapat jika doa dilakukan hanya agar dilihat oleh orang lain atau agar kita memperoleh pujian dari orang-orang yang melihatnya sehingga mendatangkan keuntungan bagi diri sendiri. Mereka berdoa di tikungan-tikungan jalan raya, yakni jalan yang lebar, artinya jalan yang paling sering dan paling banyak dilalui oleh orang-orang, dengan demikian perbuatan dan perkataan dalam doa mereka dapat di dengar atau diketahui oleh orang banyak. Seakan-akan ini adalah sebuah bentuk pencitraan kehidupan beragama dan bukannya berdoa karena merasa bahwa adalah kebutuhan kita untuk berkomunikasi dengan Tuhan Allah. Hal-hal semacam itulah yang ditentang atau dilarang oleh Tuhan Yesus.
Doa berarti berbicara dengan Allah dan mendengarkan-Nya. Dalam doa kita lebih berhubungan langsung dengan Tuhan Allah, oleh sebab itu kita seharusnya harus lebih bersikap tulus dalam berdoa. Yesus memberikan sebuah contoh doa untuk digunakan para muridNya, yakni “Doa Bapa Kami”.
Orang-orang sering menyebut doa ini sebagai doa sempurna, mungkin karena mereka beranggapan bahwa doa ini diajarkan langsung oleh Yesus Sang Guru Agung yang sempurna, adapun yang menganggap bahwa karena dalam susunan Doa Bapa Kami, telah tercantum semua hal yang mewakili permintaan atau doa kita. Ada pujian kepada Allah, pengakuan dosa dan permohonan.
Yang pasti adalah kita diajarkan untuk tidak seperti orang-orang munafik dalam berdoa, berdoa pun tak perlu bertele-tele karena Tuhan sendiri sudah tahu apa yang kita butuhkan sebelum kita mengatakannya pula. Melainkan kita belajar dari Yesus bahwa kita berdoa karena itu adalah salah satu kebutuhan rohani kita.

Dewi M. Delacruz

Comments

Baca juga

Mazmur 146 : 1-10 Hanya Allah satu-satunya penolong, Andalkan Allah dan bukan manusia

Khotbah / Renungan Injil Matius 24 : 37 – 44

Bina Anak GMIM - Materi untuk GSM Pelajaran 11