Gerakan Pietisme di Indonesia

Pietisme bukanlah suatu sistem ajaran ataupun lembaga keagamaan yang baku. Pietisme lebih merupakan semangat hidup atau gaya religiositas yang saleh, yang muncul sejak abad ke 17 (akarnya bahkan sudah ada dari sejak abad 16), dan yang semakin marak di abad 18. Gerakan ini mula-mula muncul di lingkungan gereja Lutheran kemudian juga meluas ke lingkungan gereja Calvinis.

Istilah Pietis berasal dari kata dalam bahasa latin pietas yang artinya saleh. Kata pietis awalnya merupakan “istilah ejekan bagi orang-orang yang hidup saleh (Collegia Pietatis)”  yang dirintis oleh Philip Jacob Spener pada tahun 1669. Kelompok Collegia Pietatis adalah kelompok yang sangat mengutamakan praktik hidup yang saleh daripada diskusi theologis atau doktrin-doktrin gereja.

Semangat Pietisme ini lahir karena kekecewaan mereka terhadap gereja yang tampak menjadi semakin melembaga, semakin menjadi gereja-negara, serta semakin baku dan kaku dengan ajarannya yang sangat bersifat intelektualistis.
Mereka ingin kembali pada kehangatan persaudaraan, pengalaman rohani dan persekutuan langsung dengan Allah, kesederhanaan pemahaman terhadap Alkitab, serta pemahaman nilai-nilai moral dan kesucian hidup.

Kaum Pietis pada umumnya tidak keluar dari gereja resmi atau membentuk gereja sendiri, mereka membentuk persekutuan orang-orang saleh di dalam lingkungan gereja resmi yang besar.

GERAKAN PIETISME DI INDONESIA
2.1      BEBERAPA BADAN-BADAN PEKABARAN INJIL YANG BEKERJA DI
  INDONESIA
Pietisme masuk ke Indonesia melalui badan pekabaran Injil, diantarannya adalah:

a. NZG (Nederlandsche Zendeling Genootschap)
NZG didirikan di Rotterdam tahun 1797. Badan ini tidak bertujuan untuk membentuk gereja dalam perkabaran Injil. NZG berasal dari bermacam-macam denominasi gereja, sehingga NZG tidak mementingkan gerejanya sendiri. Badan ini menekankan penanaman agama Kristen yang benar dan aktif dalam hati manusia. Tujuan mereka adalah untuk mengkabarkan Injil kepada orang kafir. “Wilayah kerja NZG di Indonesia adalah Maluku, Minahasa, Timor, Jawa Timur, Tanah Karo (SumUt), Sulawesi Tengah, Bolaang Mongondow dan Sulawesi Selatan.”

b. Pekabar-pekabar Injil Tukang
Pekabar-pekabar Injil Tukang yang terkenal adalah Gossner dari Jerman dan Heldring dari Belanda. Selama 10 tahun berhasil mengirim kurang lebih 52 orang-orang pekabar injil yang tersebar di Jawa, Irian Barat, Sangir dan Talaud. Mereka bergerak di bidang pelayanan sosial yang berpusat di Eropa. Gossner adalah seorang yang saleh dan Kristus menjadi pusat kehidupannya.

c. NZV (Nederlandsche Zendings Vereeninging)
Badan ini bekerja di Jawa Barat, warna teologi badan ini bertentangan dengan teologi modern dan NZV lahir pada tahun 1858 setelah memisahkan diri dari NZG.  Dan bagi mereka yang menjadi anggota NZV adalah mereka yang mengakui Tuhan Yesus Kristus sebagai Juruselamat mereka yang sempurna, mengamalkan pengakuan tersebut dalam kehidupan sehari-hari dan menyatakan bahwa tidak akan bekerjasama dengan orang-orang yang menyangkal keillahian Kristus.

d. UZV (Untresche Zendingsvereeninging)
UZV dibentuk oleh orang yang tidak setuju dengan golongan modern dan mereka sebenarnya berasal dari golongan etis. Mereka lebih dekat dengan golongan ortodoks, tetapi lebih sedikit fleksibel. Badan ini menekankan bahwa kebenaran harus dinyatakan dalam seluruh perbuatan dan kepribadian.

e. Badan-badan Pekabaran Injil yang memakai nama Gereformeerd
Badan ini mau menunjukkan bahwa mereka tetap berbegang pada ajaran calvin abad ke-16 dan 17. Badan ini terdiri dari 2 bagian yakni:
1. (NGZV) Nederlandsche Gereformeerde Zendingsvereeniging
NGZV didirikan pada tanggal 6 Mei 1859 merupakan badan yang memisahkan dari NZG karena tidak setuju dengan unsur-unsur modern yang menyusup dalam tubuh NZG. Anggotanya terdiri dari orang-orang Hervormd yang pietis. Daerah yang  mereka injili adalah Jawa Tengah dan Sumba.
2. (GZB) Gereformeerde Zendingsvereeniging
GZB bekerja di daerah Toraja. Badan ini meskipun berwarna pietis yang berasal dari ajaran Calvinis abad 16 dan 17, tetapi tidak termasuk ke dalam Zending Gereja-gereja Gereformeerd.

f. Badan-badan Pekabaran Injil lain
a. (BMG)Bassler Mission Gesselschaft
BMG bersifat antar-denominasi. Didalam badan ini ada unsur Lutheran dan Calvinis. Badan ini bekerja di daerah Kalimantan Selatan.
b. (RMG) Rheinische Missiongesselschaft
RMG juga bersifat antar-gereja. Sama seperti Bassler Mission Gesselschaft, badan ini merupakan badan pekabaran Injil yang berasal dari Jerman dan bekerja dalam lingkungan Uniert (gabungan antara Lutheran dan Reformiert).

2.2 BEBERAPA TOKOH PEKABARAN INJIL YANG PERNAH BERKARYA DI INDONESIA
A.    Joseph Kam (Rasul Maluku)
Joseph Kam dipengaruhi oleh aliran Herrnhut. Ada tiga hal yang dipelajari Herrnhut, yaitu cinta kasih persaudaraan, penyebaran berita tentang perdamaian melalui darah Kristus dan pemberitaan diantara bangsa kafir. Yang kemudian ia menjadi pekabar Injil bagi orang-orang kafir. Dalam hidupnya Kam memperhatikan pertumbuhan dan disiplin gereja serta berperan di bidang pendidikan dan kesehatan khususnya di daerah Maluku.

B.     Johann Friedrich Riedel
Johann Friedrich Riedel. Meskipun ia berasal dari kalangan Lutheran Ortodoks, tetapi ia banyak dipengaruhi oleh pietisme dan mewarisi ajaran Zinzendorf. Riedel sendiri lebih banyak memberikan pengaruhnya di daerah Minahasa, Tondano.

C.    Ingwer Ludwing Nomensen
Penginjilan di Batak dilakukan terutama oleh Ingwer Ludwig Nommensen (1834-1918) . Dalam usahanya untuk mengabarkan Injil di daerah Batak, Nommensen mau mempelajari bahasa Batak, serta mendukung adat yang baik dan menolak adat yang tidak baik.
Nommensen mengembangkan pekerjaannya dengan mendirikan perkampungan Kristen, yaitu Huta Dame. Pelayanan yang dilakukan oleh Nommensen sangat bervariatif, selain bidang pendidikan dan kesehatan, ia juga terlibat dengan masalah politik dan keamanan masyarakat. Jelas bahwa Nommensen sangat dipengaruhi oleh ajaran pietisme dan pengaruh itu diterapkan di tanah Batak. Ia juga sangat terbuka terhadap kebudayaan pribumi, dan dalam pekabaran Injil ia menggunakan adat istiadat setempat. Dan harus diakui bahwa Nommensen memberi pengaruh yang sangat besar di tanah Batak, sampai-sampai ia disebut sebagai “Rasul Batak”.

D.    Albertus Christiaan Kruyt
Albertus Christiaan Kruyt mempunyai pengetahuan yang sangat baik tentang agama dan kebudayaan Poso. Sehingga ia diterima dengan baik di daerah Poso dalam hal pekabaran Injil. Kruyt lebih banyak bergerak di bidang pendidikan dan medis. Kruyt mempunyai pandangan luas, ia tidak menganggap sebuah kebudayaan sebagai suatu hal yang negative, dimana hal ini sungguh berbeda dengan ajaran yang dianut oleh pietisme.

2.3    PENGARUH PIETISME DALAM PENGHAYATAN IMAN ORANG-ORANG
    INDONESIA
Di Indonesia sebagai ladang pekabaran Injil, digarap oleh beberapa badan pekabaran Injil. Untuk itu disoroti pengaruh-pengaruh dan warisan Pietisme yang mampu menembus beberapa abad, walaupun masih membekas dalam jemaat-jemaat di Indonesia.

a. Pengertian Jemaat Tentang Gereja
Anggota-anggota jemaat lebih betah dalam persekutuan doa, dibandingkan dengan di dalam gereja, dan ada beberapa kata-kata yang mengecilkan arti gereja dan menjadi sangat popular. Arti dan hakikat gereja semakin popular, bahkan seringkali untuk membenarkan diri, dipergunakan istilah oikumene.

b. Ibadah dan Tata Ibadah Jemaat
Gereja-gereja masih  banyak terpengaruh oleh ajaran pietisme. Jemaat lebih menyukai lagu-lagu yang bersemangat dibandingkan lagu kidung pujian Ibadah dalam gereja, masih banyak yang dipengaruhi oleh pietisme seperti warisan lagu-lagu dalam pietisme. Pietisme abad ke-18 mereka mengenal ibadah (liturgi), dalam liturgi itu pujian-pujian atau nyanyian yang mendapat tempat penting pada zaman Zenzendorf.

c. Pemberitaan Firman
Dasar pemberitaan Firman adalah Alkitab, bukan pengalaman manusia. Orang-orang yang telah dipengaruhi oleh pietisme lebih mementingkan pengalaman mereka dibanding Alkitab. Karena pusat pengalaman pemberitaan Firman Tuhan yang sesungguhnya adalah Kristus.

d. Pandangan Jemaat Tentang Sorga, Dunia, Tubuh, dan Jiwa
Perbedaan yang tajam antara surga, dunia, tubuh, dan jiwa yaitu merupakan pandangan yang umum ditengah-tengah jemaat. Surga jauh lebih penting dari pada tubuh. Anggota jemaat juga beranggapan dunia ini suatu lembah air mata yang hanya sementara. Konsekwensi dari pandangan diatas ialah muncul pandangan dimana pendeta lebih mulia. Pengaruh Pietisme juga kelihatan dalam perbedaan yang tajam antara jiwa dan tubuh. Keselamatan yang kekal adalah keselamatan yang menyangkut jiwa saja.

e. Peranan Manusia dan Anugerah Allah
Semboyan Reformasi Sola Gratia cukup populer dan dikenal didalam jemaat. Namun praktis peranan manusia selalu ditekankan . itulah sebabnya kesempatan untuk moralisme semakin terbuka. Hidup sesuai dengan hukum Tuhan adalah usaha untuk manusia mencapai surga.

f. Pandangan Jemaat Tentang Yesus
Yesus adalah pusat kehidupan orang-orang Kristen. Peranan Yesus yang paling ditekankan ialah: Yesus sebagai penebus dosa, juruselamat dunia. Sedangkan Yesus sebagai aja yang menang atas maut, sebagai Tuhan Yang Bangkit jarang ditekankan.

g. Pandangan Jemaat Tentang Diakonia dan Pendidikan
Pandangan jemaat tentang diakonia yaitu suatu tambahan yang penting pada pelayanan Firman secara Verbal dan juga dalam pendidikan. Dimana diakonia adalah umpan untuk menangkap orang bagi Kristen. Ada juga dengan kata lain adalah alat pekabaran Injil, atau pekerjaan badan-badan atau yayasan-yayasan sosial.

2.4   BEBERAPA PENILAIAN TERHADAP PIETISME
  Pietisme adalah aliran yang menjauhkan diri dari dunia
  Pietisme adalah aliran yang indvidualisme
  Pietisme adalah aliran yang separatisme
  Pietisme aliran yang subyektif

2.5    DAMPAK PIETISME
Dampak Positif Pietisme
1. Giat ber PI dalam rangka harapan kedatangan kerajaan Allah.
2. Pusat hidup adalah firman Tuhan.
3. Setia kepada Gereja
4. Pola kesalehan sangat ditanamkan dalam kehidupan kelompok-kelompok Kristen
    khususnya pada diri sendiri.
Dampak Negatif Pietisme
1. manusia yang saleh itu menjadi pusat hidup rohani.
2. Menimbulkan rasa semangat fanatik dan sekte-sekte kecil.
3. Menimbulkan perpisahan-perpisahan jemaat yang berbeda aliran.
4. menimbulkan pertikaian.


Pietisme (atau gerakan kesalehan) adalah ajaran yang baik. Pada saat pertama kali muncul, gerakan ini bermula sebagai reaksi terhadap gereja yang melihat kebanyakan anggota jemaat hidup untuk dunia ini saja, agama dipandang sebagai perkara biasa, yang memang masih diindahkan tetapi tinggal perkara lahiriah saja yang tidak menggerakkan hati lagi dan kurang dipraktekkan dalam hidup kaum Kristen sehari-hari. Pietisme berusaha untuk memberantas semangat yang suam itu dan membina kembali kehidupan rohani jemaat.

Semangat yang ada didalam Pietisme ini menjadi sesuatu hal yang baik yang patut dicontoh oleh orang-orang Kristen zaman sekarang, berkat gerakan-gerakan yang dipengaruhi oleh Pietisme banyak orang-orang pemeluk agama suku di berbagai tempat, dalam hal ini di Indonesia terlebih khusus di Minahasa dikristenkan.

Melihat bahwa Pietisme memiliki dampak positif dan negatif, maka gereja terlebih khusus gereja yang ada di Indonesia, sebaiknya memandang Pietisme secara bijak, mengambil sisi baiknya untuk kemajuan gereja di zaman sekarang ini.


DAFTAR PUSTAKA


Moningka, Edmond Ch. Highlights Sejarah Gereja. Tondano: Balai Buku Zaitun, 2009

Wellem, F.D. Kamus Sejarah Gereja. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1994.

Comments

Baca juga

Mazmur 146 : 1-10 Hanya Allah satu-satunya penolong, Andalkan Allah dan bukan manusia

Khotbah / Renungan Injil Matius 24 : 37 – 44

Bina Anak GMIM - Materi untuk GSM Pelajaran 11